Kaidah
Nahu
1.
Setiap fi’il (فعل) pasti ada fa’il ( فاعل )
2.
Setiap fi’il muta’addi ( )
pasti ada maf’ul bih
3.
Setelah fi’il tak mungkin
jer
4.
Jamak mu annas salim tak
mungkin fathah
5.
Isim di awal kalimat
menjadi mubtada ( ) setelahnya pasti ada khobar
6.
Jar majrur atau zhorof di
awal kalimat menjadi khobar muqoddam setelahnya pasti ada mubtada
muakkhor,hukumnya rofa
7.
Jar majrur atau dzorof
setelah kaana menjadi khobar muqoddamnya kaana setelahnya pasti ada isim kaana
yang muakhor hukumnya rofa
8.
Jar majrur atau dzorof
setelah inna menjadi khobar muqoddamnya inna setelahnya pasti ada
isim inna yang muakhor ,hukumnya
nasab.
9.
Isim setelah dzorof menjadi
mudofun ilaih
10.
Dhomir muttasil :
11.
Isim setelah dzorof menjadi
mudof ilaih
12.
Isim setelahkalimat-kalimat
berikut menjadi mudhof ialaih
13.
Jawab لو kebanyakan
fiil madhi yang di awali lam ibtida ل dengan harokah fathah yang bermakna pasti
/ makna pasti
Misal : لعلم لوقرأه
14.
Gabungan 2 isim atau lebih
disebut idhofah
-Isim yang pertama disebut mudhof
(tanpa alif lam dan tanwin)
-Isim yang kedua disebut
mudhof ialaih (hukumnya jer)
15.
Isim setelah انما menjadi mubtada
Misal : الا عما ل بالنىه انما
16.
Isim setelah اما menjadi
mubtada dan khobarnya di awali ف
17.
Yang memerlukan jawab : لما لو ااذ من ان
18.
Jawab syarat biasanya
berupa fiil mudhori jazm atau kalimat yang di awali ف
19.
Fiil amar pasti punya fail
dhomir, jadi hanya memerlukan maf’ul bih
20.
Setelah ىعنى/أعنى di baca nashob menjadi maf’ul bih
21.
وكذا لك
/ وكذا
menjadi khobar muqoddam, isim setelahnya menjadi mubtada muakhor
hukumnya rafa
22.
فمن / ومن (dan termasuk dari ……..) menjadi khobar
muqoddam, setelahnya pasti ada mubtada muakhor hukumnya rafa
23.
ان dan
fiil berkedudukan seperti isim, harus punya kedudukan, boleh jadi fail, maf’ul
bih, mubtada, khobar dan lain-lain
24.
Setelah ان seringkali ada (ل) lam ibtida
artinya sungguh, boleh masuk pada isim atau khobarnya
Misal : في ذلك لعبره ان / ان الله لغني / لمن المر سلين انك
25.
Fiil bab 5 pasti lazim,
tidak punya maf’ul dan tidak di mabni majhul
تفاعل يتفاعل
تفاعلا متفاعل متفاعل
تفاعل لاتتفاعل متفاعل
متفاعل تفوعل
Bab ini untuk musyarokah di dalam
يتفاعل suatau hal antara dua
orang atau lebih dan ada juga untuk berpura-pura
Misal : تغافل
تضارب تناصر
26.
Fiil bab tujuh pasti lazim,
tidak punya maf’ul dan tidak di mabni majhul
انفعل ينفعل انفعالا منفعل منفعل انفعل لاتنفعل منفعل منفعل انفعل ينفعل
Bab ini gunanya adalah “terjadi”
sesuatu, seperti :
انفجر انقلب
انكسر
27.
Fiil-fiil yang punya dua
maf’ul bih
جعل أعطى
سمى أنى يؤتي
28.
Fiil yang kebanyakan tidak
punya maf’ul bih pada bab تفاعل (no 24) dan
تفعل
تفعل يتفعل
تفعلا متفعل متفعل
تفعل لاتتفعل متفعل
متفعل تفعل يتفعل
Bab ini gunanya buat “jadi” tapi
ada juga buat lain makna yang tidak tetap
Missal : تكسر
29.
Fiil yang kebanyakan
muta’addi (punya maf’ul bih ) pada bab
فعل يفعل
تفعيلا مفعل مفعل
فعل لاتفعل مفعل
مفعل فعل يفعل
Kegunaannya :
- تعديه : memuta’addikan
fiil yang lazim
Missal : صدق : benar
صدق
:
membenarkan
حرم : haram
حرم :mengharamkan
-menunujukkan kepada banyak
Missal : موتت الابل: banyak mati unta
زيد طوف : banyak towaf
Pada bab :
يفعل
افعالا مفعل مفعل
افعل لاتفعل مفعل
مفعل افعل يفعل
افعل
Kegunaanya - تعديه
Missal : كرم : mulia
أكرم :
memuliakan
Ada juga dalam
bab ini tidak jadi muta’addi tapi mendapat makna “masuk”
Missal : أسلم :
masuk di dalam keselamatan
أعرق : masuk negeri irak
30.
Fiil-fiil yang kebanyakan
di majhul adalah
غشي على
............ اغمي على ........... نوفي .............. روي ان
يستحب روي عن يندب
يسن شضي يشفى
31.
Jama’ yang berwazan مفاعيل
/ مفاعل tidak boleh di tanwin dan jernya menggunakan
fathah
32.
انبشرط / بشرط tidak boleh di tanwin
karena di mudhofkan pada jumlah أن dan setelahnya
33.
ول.......... / …….....فل lam amar artinya hendaklah, menjazamkan
fiil mudhori
Misal : خل وليد
Jika tanpa (و)
waw atau )ف ) fa
maka lam ( ل ) di baca kasroh ليدخل
34.
Setelah puluhan di baca
nasob, menjadi tamyiz
Misal
: ايه خمسون
Setelah belasan di baca nasob
menjadi tamyiz
Misal : عشره
ايهخمسس
setelah ratusan
di baca jer, menjadi mudhof ilaih
misal : خمسمأه عام
35.
Setelah بن
pasti jer, menjadi mudhof sedang بن menjadi badal mengikut I’rob nama sebelumnya
حسين بن
علي بن ابي طالب
36.
Isim setelah حيث di
baca rofa’ jado khobar dari mubtada yang di buan
حيث العلم من : حيث هوا لعلم من
37.
Isimnya الجنس لالنفي
di baca fathah tanpa al ( ال
) dan tanpa tanwin
Misal : لاحول
38.
Setelah نعم / بأس
pasti menjadi fail
39.
اخذ dan جعل jika di sambung dengan fiil mudhori artinya
mulai (termasuk af’alul muqorobah)
Misal : زيد
يقرأ و اخذ يقول جعل
40.
Hamzah bab افعل dan hamzahnya fiil mudhori (saya : انا
) adalah hamzah قطع jadi, ditengah kalimat harus di baca
Misal : واكرامه
وأحسن وأضرب
41.
Selain kedua hamzah di atas
kebanyakan hamzah wasol (وصل)
maka jika ditengah kalimat tidak perlu di baca
Misal : واستعن باحترامه
وختر واضرب
42.
عليك
ب.............. :
kamu harus
اياك
والغيبه : di baca nasob artinya takutlah kamu dari gibah
(termasuk isim fiil yang bermakna amar ( الزماحذر ) )
43.
أن ان masuk pada isim
Kebanyakan masuk pada fiil
44.
مثل : perumpamaan
(biasanya di awal kalimat)
مثل : seperti
45.
اذ : karena, setelahnya jadi mubtada
Misal : المواد
اذ: karena adapun
yang di maksud ………….
اذ : ketika,
masuk pada fiil
46.
اكثر احسن
dan semisalnya
-
Bisa jadi fiil maka artinya
memperbanyak atau berbuat baik
-
Bisa jadi isim tafdzil maka
artinya paling banyak, paling bagus
احسن
التلامذ : Berbuat baik itu murid-murid
اتلامذ احسن :
Paling bagusnya murid
47.
كفار
jama’ taksir dari كافر artinya orang-orang
kafir
كفار
mubalagoh dari كافر artinya sangat kafir
Begitu juga lafadz yang
semisalnya اكل - نوام
48.
Ciri-ciri na’at sesuai di
beri makna “yang” dan sesuai dengan man’ut dalam mudzakkar / muannasnya,
ma’rifah / nakiroh
49.
Ciri-ciri badal : sesuai
diberi makna “yaitu” apabila lafadz sebelumnya (yang di badali) di buang maka
badal dapat menggantikan
kedudukan dan maknanya tidak berubah
Misal : صلوا على
سيدنا محمد جاءالحبيب عمر
50.
Ciri-ciri maf’ul
mutlaq :
-
Sesuai di ber makna “
dengan”
-
Berbentuk masdar yang
sesuai dengan fiilnya
51.
Ciri-ciri Hal :
-
Sesuai di beri makna “
keadaan”
-
Kebanyakan isim fiil atau
isim maf’ul
52.
Ciri-ciri khobar sesuai di
beri makna “adalah”
53.
لان di tengah
kalimat ( karena sesungguhnya………)
لأن
di awal kalimat (sungguh adapun
hendaknya)
Misal : بليل
احب الي من ادنيا
لاناقوم
ان dan
fiil setelahnya menjadi mubtada
54.
Fiil mudhori hukumny rofa
kecuali ada ‘amil nasob atau jazam
55.
Fiil mudhori hukumnya nasob
jika ada :
حت كي
أن لن ل :
maknanya supaya
56.
Fiil mudhori hukumnya jazam
jika ada :
لا ان
من لن ل : maknanya hendaklah
57.
الايه
الحديث di baca nasob menjadi maf’ul bih dari fiil
yang di buang
Asalnya : الحديث تمم
58.
نحو di
baca rofa menjadi khobar dari mubtada yang di buang, setelahnya menjadi mudhof
ilaih
Misal : نحو ......... وذالك
59.
Fiil setelah حتى
hukumnya nasob
Misal : يبلغ حتى
Isim setelah حتى
hukumny jer
Misal : مطلع الفجرحتى
60.
Jumlah yang jatuh setelah
isim nakiroh menjadi sifat
Jumlah yang jatuh setelah isim
ma’rifah menjadi hal (nakiroh sifat ma’rifah hal)
Misal : رجلا يصلىرايت : saya
melihat laki-laki yang sholat
زيدا
يصلى رايت : saya
melihat zaid dalam keadaan sholat
61.
Jika setelah الا
ada jumlah mubtada khobar maka menjadi Hal
Misal : لا
تاكل الا وانت جاءع
62.
Dalam lafadz انه واعلم
dhomir “Ha” adalah dhomir sya’n ( شأن
) artinya sesungguhnya keadaan.
Khobar ان pasti jumlah yang jatuh setelah انه
63.
ولا
حرمنا من شىء
Lafadz “min” dalam contoh tersebut adalah min
zaaidah ( زاءدهمن
(
aslinya شيئا
ولاحرمنا
Ciri-cirinya adalah kalau ada
isim nakiroh kemasukan من dan sebelumnya ada nafi atau istifham atau nahi berarti من
nya adalah من زائده
64.
مامناحد.................الا..............................
من adalah zaidah, احد
menjadi mubtada tanda rofanya dhommah muqoddaroh. Khobarnya jatuh
setelah الا
65.
Khobar ما ليس kebanyakan di
masuki ba ( ب )
zaidah
Misal : الله باحكم الحا كمين أليس
احكم
menjadi khobar ليس hukumnya nasob, tanda nasobnya fathah moqoddaroh
“ba” ( ب ) tidak perlu
diterjemahkan
66.
Tanda-tanda awal kalimat
adalah
و ف
اما بل انما
اسم موصول اذا واو استئناف
Cara menentukan kedudukan kalimat
:
- Cari tanda awal kalimat
- Jika setelahnya berupa isim maka
menjadi mubtada maka cari khobarnya
-
Jika setelahnya berupa jer majrur / zhorof jadikan khobar maka cari mubtadanya
-
Jika setelahnya berupa fiil maka cari failnya
Misal : الذي بيده الملك تبارك
الذى :
adalah isim mausul ( termasuk
tanda-tanda awal kalimat )
بيده :
jer majrur di awal kalimat, maka jadikan khobar
الملك
: mubtada hukumnya rofa
67.
Tiap-tiap dhomir yang duduk
kemudian dari pada fiil I’rob jadi maf’ul bih dan duduk kemudian dari pada isim
I’rob jadi mudhof ilaih
Msal : ضربه غلامه
68.
ان di
baca kasroh ( - ) akan hamzahnya ( ء ) apabila jatuh di awal kalimat atau
kemudian dari pada “fa” ( ف ) atau
kemudian daripada “qola”
( قال )
Misal
: الله
معنا قال انه يقول انهاان
فان الذكر تنفع المؤمنين
69.
Tiap-tiap huruf jer dan
zhorof mesti ada tempat ta’luknya. Tempat ta’luknya baginya ialah :
فعل مصدر
اسم فاعل اسم مفعول صفه مشبهه
Zhorof
dan huruf jer ini tidak harus berta’luk kepada isim zat ( ذات اسم
) yaitu isim yang menunjuk atas
nama, seperti nama negeri atau nama
orang atau nama binatang
70.
Tiap-tiap khobar dengan
jumlah mesti ada robitohnya. Robitoh adalah isim dhomir atau isim isyaroh yang
kembali kepada mubtada
Misal : هو الفظ الكلام
71.
قد apabila masuk pada ماض فعل ialah “litahkik” (sesungguhnya)
Misal
: قامتالصلاه قد
قد افلح من
تزكى
Dan
apabila masuk pada fiil mudhori ialah “litaklil” (terkadang)
Misal : قد يكون
72.
Tiap-tiap athof dengan waw (و) mesti ma’tuf ‘alaih ( عليه معطوف (pada awal
73.
Tiap-tiap isim yang jadi mubtada mesti isim ma’rifah atau
nakiroh yang ada musawwiq. Musawwiq yaitu yang mengharuskan
isim nakiroh jadi mubtada
Misal : (yang
menentu dengan sifat) تخصص yaitu isim nakiroh yang ada sifat harus jadi
mubtada
74.
Tiap-tiap من huruf jer, jika kemudian daripada isim mausul kebanyakan “min
lil bayan” yaitu من yang
menyatakan isim mausul itu
75.
Isim yang tidak bertanwin ada 6 :
-
الذي لاينصرفاسم
-
Isim yang ada alif lam (ال)
-
Isim la (لا)
-
Isim yang jadi munadi mufrod ‘alaih nakiroh maksudah
-
Isim yang jadi mudof
-
Isim mabni
76.
Tiap-tiap isim yang ada alif lam (ال) jika
masuk lam (لام) huruf jer
atasnya di khozafkan akan alifnya lil iktisoori (karena memendekkan tulisan)
Misal : للرجل
77.
‘alam (علم) ada tiga
:
-
‘alam isim
-
‘alam kinayah : apa-apa yang di awali dengan kata “abun” (اب) dan “ammun”
(ام)
Misal : عبداللهابي
-
Lam lakop : alam yang tersusun dengan isim . jika ada dua
lakop dan isim mufrod maka beridofah .
Misal : كرزسعيد
Dan apabila
bukan alam isim dan alam lakop mufrod maka (التابع)
78.
ما (ma) pada lugoh arab ada tujuh :
-
ما syarotiyah : apa-apa
-
ما isim mausul : barang
-
ما masdariyah
-
ما nafiyah : tidak
-
ما istifhamiyah : apakah
-
ما zhorofiyah jiniyah : selama
-
ما zaidah : tak ada makna
79.
Waw (و) ada lima macam :
-
Waw isti’naf (yang ada pada awal kalimah)
-
Waw huruf ‘atof
-
Waw ma’iyah (serta)
-
Waw huruf kosam (demi)
-
Waw sababiyah (yaitu ‘amil nasob)
80.
Hamzah ada dua macam
-
Hamzah wasol yaitu hamzah yang ada pada awal kalam dan gugur
pada tengah kalam serta ada pada tulisan
Misal :
hamzah bab istikhroj dan semua hamzah fiil amar yang selain bab af’al (افعل)
-
Hamzah kot’a (قطع) yaitu hamzah yang di fathah pada awal
kalam
Misal :
hamzah huruf mudhoro’ah dan hamzah fiil amar bab af’al (افعل)
81.
Ba (ب ) huruf
jer yang banyak maknanya, setengah dari maknanya adalah
-
Ba sababiah : sebab
-
Ba li ta’diyah : akan
Misal : بزيدذهبت
-
Ba dengan makna “fi” (في )
(tiap-tiap “ba” huruf jer yang masuk pada isim
makan)
Misal : بمكه
, بمركز جالا
82.
على
huruf jer banyak maknanya, setengah daripadanya adalah
-
على
isti’la (atas)
-
على
li ta’lil ( karena)
-
على
lil mudhorot (مضاره )
Misal : على القوم الكافرين وانصرنا
83.
من
huruf jer banyak maknanya setengah dari pada maknanya :
-
من
liltab’iid (للتبعيد )
(setengah)
Misal : من اهل مكه زيد
-
من
lil ibtida’ (mula)
Misal : من جال الى بنكوكسفرت
-
من
lil bayan (yaitu)
Misal : ارض من بقلهاتنبت
84.
Nun (ن ) banyak maknanya, setengah daripada maknanya yaitu ;
-
Nun wiqoyah ( وقايه نون ) nun yang sebelum “ya” mutakallim yang masuk
di atas fi’il
Misal : ضربني
Wiqoyah
adalah memelihara jer fi’il daripada kasroh
-
Nun taukid khofifah dan tsakilah
Misal : ,
لينصرن ليكونا
-
Nun anas (nun isim dhomir yang ruju’ kepada sekalian
perempuan)
Misal :راينه اكبرنه
فلما
(maka tatkala
melihat oleh sekalian perempuan akannya)
-
Nun ganti tanwin yaitu nun yang ada pada akhir مثنى
dan jamak muzakkar
-
Nun alamat rofa’ yaitu nun yang ada pada fi’il lima
Misal : يعلمون
85.
Fa (ف ) ada enam macam :
-
Fa tafri’ yaitu fa yang jatuh pada kalam yang jadi mafhum
bagi kalam sebelumnya
Misal : زيد في الدرس فهو عالم ونا جع جد
-
Fa fasihah yaitu fa yang jatuh pada kalam yang menyatakan
kalam sebelumnya
Misal : علا متان
: السكون ولحذف فاما السكونللجزم
-
Fa sababiah yaitu fa yang
jadi ‘amal nasob yang jatuh pada jawab sambilan
-
Fa huurf ‘atof
-
Fa lil ta’lil (karena)
-
Fa robithoh jawab syarat
86.
Ta (ت ) ada dua macam :
-
Ta marbuthoh yaitu “ta” yang di simpul (ه) ta ini tertentu dengan isim saja
-
Ta majrurat yaitu “ta” yang
di tarik pada tulisan (ت )
87.
Ta ta’nis sakinah ada empat
macam :
-
Tanis lafzi yaitu ta nis
dengan masuk ta ta nis
Misal : مدرسه atau masuk alif ta nis
a.
Alif ta nis ada dua macam :
1.
Alif ta nis mamdudah,
alamatnya ialah ada hamzah kemudian daripada alif itu
Misal : صخرآء , حمرآء
2.
Alif ta nis maksuroh,
alamatnya ialah dengan rumah “ya” dan
tak ada hamzah selepasnya
Misal
: مرضى
-
Ta’nis ma’nawi yaitu
Ta’tanis
pada makna dan tidak alamat ta’nis pada lafadz
Misal
: زينب هند
-
Ta’nis majazi yaitu
ta’tanis yang selain dari pada ta’tanis hakiki
Misal
: الشمس
-
Ta’tanis hakiki
كل ماله
فرج ( tiap-tiap barang yang ada baginya faraj)
88.
Ya (ي
) ada empat macam :
-
Ya nisbah
Misal
: مكيه
-
Ya mutakallim
Misal
: كتابى
-
Ya mufrodat munasabah
mukhotobah
Misal
: , واشربي ,
فكلى عينا وقري
-
Ya masdariyah
Misal : اى كونه معرد مفردته
89.
Mufrod ada tiga macam :
-
Mufrod bab ‘irob yaitu
bukan musanna dan bukan jamak
-
Mufrod bab mubtada khobar
yaitu bukan jumlah dan bukan syabiyah jumlah
-
Mufrod bab munada yaitu
bukan mudhof dan bukan syabiyah mudhof yaitu mufrod ‘alam
90.
Tarkib ada tiga macam :
-
Tarkib isnaadi yaitu tarkib
di antara mubtada khobar dan fi’il fa’il
Misal
: زيد
, زيد عالم علم
-
Tarkib idhoofi yaitu
susunan mudhof serta mudhofun ilaih
Misal
: بيتي
91.
Tarkib mazaji (مزجي ) yaitu tarkib campuran di antara dua kalimat jadi satu
Misal
: اسرائيل, حضرموت , احدعشر
92.
Alif lam ( ال
) ada tujuh macam :
-
Alif lam syamsiah yaitu :
alif lam yang mesti bertasdid pada bacaan
Misal
: الشمس
-
Alif lam komariyah yaitu
alif lam yang di idzhar pada bacaan
Misal
: القمر
-
Alif lam للعهدالذكر yaitu alif lam yang
masuk pada isim yang telah di sebut
-
Alif lam للعهدالحضوري
yaitu alif lam yang bermakna sekarang
Misal
: اكملت
لكم اليوم
-
Alif lam للعهدالذهن yaitu alif lam yang masuk pada isim yang ma’lum di sisi orang
ramai
Misal
: جاء القض
Yakni
القض yang ma’lum di sisi orang ramai
-
Alif lam mausul yaitu alif
lam yang ma’na الذي atau الذين
Misal
: المقول عليه اي الذي يقال عليه
المقول عليهم اي الذين يقال عليهم
-
Alif lam للعواض
yaitu alif lam yang ganti daripada mudhof ilaih
93.
Isim ada tiga macam :
-
Isim mutamakkin amkan ( امكنمتمكن ) yaitu mu’rob yang kena tanwin
-
Isim mutamakkin ghoiru
amkan yaitu isim mu’rob yang tidak (غيرامكن متمكن
) kena tanwin
-
Isim ghoiru mutamakkin
ghoiru amkan yaitu isim mabni
94.
Tanwin ada dua macam :
-
Tanwin العوض
yaitu tanwin ganti daripada jumlah
Misal
: تقديرن يوم اذكان الناس يوميذ
-
Tanwin tamkiin yaitu tanwin
yang ada pada isim ma’rub
Misal
: زيد
95.
Huruf masdariyah ada lima :
-
ان
-
ما
-
كي
-
لو
-
يأ
96.
Huruf zaidah ada
sepuluh : سألتمونيها
97.
Tiap-tiap mudhof yang
mudhof ilaih nya muannas maka mudhof itu muannas juga
Misal
: كلها
98.
Syibhu nafi ( نفىشبه )
ada dua :
-
نهي
-
استفهاميه
99.
Dhomir ada dua :
-
Mustatir
-
Baarizun
(lawan
isim dhomir ialah isim zhohir)
100.
Tiap-tiap musanna dan jamak
muzakkar jika jadi mudhof maka mesti di khozof nun karena nun ini ialah nun
ganti tanwin
101.
Tiap-tiap huruf illat yang
sebelumnya fathah mesti di tukar huruf illat itu kepada alif (ا)
Misal : باع, قال
102.
1/5 الخمس , ¼ الربع , 1/3 الثلث , ½ التصف , 1/9 التسع , 1/8 ,الثمن 1/7, السبع 1/6, السدس 1/10 العشر ,2/3
الثلثين , عشرربع
103.
Perbedaan antara نصف dan بعض :
-
نصف : tertentu dengan dua bahagian yang sama
banyak
-
بعض
: setengah daripada jumlah semua
mungkin lebih banyak daripada نصف atau lebih sedikit daripadanya
104.
Tiap-tiap khobar kaana (كان
) dengan fi’il mudhori bermakna sentiasa
Misal
: زيد يقوم اليلكان ( zaid sentiasa bangun malam )
105.
Tiap-tiap isim yang ada
alif lam jatuh kemudian daripada isim isyaroh ‘irob jadi badal
106.
Illa mulaqoh ( ملغهال)
ialah illa yang jatuh kemudian daripada huruf nafi
Misal
: الا زيد
لايقوم
ا
107.
Mubtada dinamakan musnad
dan khobar dinamakan musnad
108.
Isim ada dua macam :
-
Isim jamid ( yang bukan
yang tidak terima ubahan dari pada fi’il )
Misal
: بيت مكه زيد
-
Isim musytak (yang terima
ubahan fi’il)
Misal
: isim fa’il dan isim maf’ul
109.
اسماء
الجهات ( segala isim nama bagi pihak)
Missal
: فوق , تحت, مثل , غير , قبل , بعد
Semua
ini dinamakan alas dhommah apabila di hazaf ( di buang) akan mudhof ilaih dan
di takdir akannya
110.
Lafadz كل ada
dua macam :
-
Bermakna jamik (semuanya)
yaitu tidak tertinggal walaupun satu
Missal
: من آدم كلكم
-
Bermakna majmuk
(kebanyakan)
Missal
: بدعه ضلا له كل
111.
Tiap-tiap alif lam yang ada
pada isim فاعل atau isim maf’ul ialah alif lam mausul
112.
Sin dan ta ( س ت ) pada awal
fi’il bermakna :
-
للطلب :
menunutut missal : استطعمااهلها
-
للعد
: bilangan missal : استحسنت زيد
-
للزائيده :
tak ada makna apa-apa
113.
Isim ‘alam ada tiga :
-
‘alam ismiyah yaitu yang
menunjukkan di atas nama bagi sesuatu atau nama orang atau nama negeri
Missal
: زنجبيل, محمد , مكه
-
‘alam lakob yaitu yang
menunjukkan di atas gelaran
Missal
: البغيس
-
‘alam kinayah yaitu
tiap-tiap lafadz yang di mulai dengan nama ibu dan bapak
Missal
: ابوهريره,سلامه ام
114.
Kata-kata من حيث
“dari segi ………….” Dapat di pakai tiga tujuan
:
-
Menerangkan ithlaq
(kemutlakan) dalam arti tak ada kaitan dengan sesuatu seperti ucapan : “manusia
itu dari segi dia sebagai manusia adalah
sepotong tubuh
-
Menerangkan taqyid yakni
adanya keterkaitan dengan sesuatu seperti ucapan : “ manusia itu dari segi bisa
sehat dan bisa sakit adalah
obyeknya ilmu kedokteran
-
Menerangkan ta’lil (causalitas) atau sebab akibat, seperti
ucapan : “ api itu dari segi panasnya bisa membakar
postingkan file yang menarik ya. (tenteng hukum islam mengenai berpacaran).
BalasHapusok,akan di kirim pesanannya bos
Hapusmembantu sekali ini
Hapus