Mumifikasi terjadi pada suhu panas dan kering
sehingga tubuh akan terdehidrasi dengan cepat. Mumifikasi terjadi pada rentang
waktu 12-14 minggu. Jaringan tubuh akan berubah menjadi keras, kering, warna
coklat gelap, berkeriput dan tidak membusuk. Hal ini terjadi misalnya pada
mumifikasi paling terkenal dalam tradisi Mesir kuno. Ritual ini, sebelumnya
diikuti dengan membuat Piramida yang berbentuk lancip ke arah langit, dengan
harapan, itu bisa mengumpulkan energi alam semesta yang memberikan kekuatan
abadi bagi jenazah. Karena mereka yakin, bahwa tubuh yang telah mati itu akan
dipakai kembali saat hidup di alam keabadian. Berikut adalah lima tahapan
mumifikasi Mesir Kuno
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
http://duniaandromedaku.blogspot.com/2012/05/proses-mumifikasi-mayat-di-mesir-kuno.html#ixzz1tfnpeVxT.http//ikhlas-hatisanubari.blogspot.com
Pertama
Setelah orang Mesir meninggal, jasadnya akan
dibawa ke tenda pemurnian, yang terletak di tepi barat Sungai Nil, disinilah
akan dimulai proses dari mumifikasi. Hal pertama yang dilakukan adalah untuk
mencuci tubuh dan mengurapi dengan minyak suci. Diyakini, ada tujuh jenis
minyak rahasia yang belum terkuak bahannya sampai sekarang. Setelah
dibersihkan, tubuh itu kemudian dibawa ke wabet (istana pembalseman), semacam
ruang operasi saat itu. Proses ini dilakukan oleh orang terpilih yang biasanya
para pendeta, dan diketuai seorang yang memakai topeng “Anubis” dewa kematian
dari Necropolis.
Kedua
Di dalam ruang khusus itu, jasad dimandikan
dengan air dicampur garam Natron, untuk mempercepat dehidrasi mayat. Diyakini
menurut Herodotus, irisan besar dibuat di sisi kiri perut. Sayatan ini
digunakan untuk mengeluarkan organ vital seperti hati usus, paru-paru dan
perut. Semua organ dikeluarkan kecuali jantung dan dua buah ginjal. Ketiga
organ ini dibiarkan berada di dalam tubuh karena membentuk segitiga piramida
yang dipercaya memberikan keabadian kepada tubuh jenazah. Jantung, dipercaya
akan ditimbang saat hari perhitungan untuk menentukan baik-buruknya balasan di
alam keabadian. Setelah dikeluarkan, organ dibungkus dan ditempatkan dalam
stoples kanopik yang memiliki tutup berbentuk anak-anak dewa “horus”.
Ketiga
Otak juga dikeluarkan dari kepala. Untuk
melakukan hal ini dibuat sebuah lubang melalui tulang ethmoid terletak tepat di
atas lubang hidung. Sebuah alat berbentuk pengait dimasukkan ke dalam lubang
ini dan digunakan untuk “mencairkan” otak dengan cara dipluntir(diaduk)
kemudian ditiriskan melalui hidung.
Keempat
Setelah itu, tubuh jenazah dilumuri garam Natron
untuk proses pengeringan selama 40 hari. Rongga perut yang sudah kosong, diisi
kapas atau kain. Dan, selanjutnya jenazah dilumuri lagi dengan “The Seven
Secret Oil” serta cairan khusus, wewangian Lotus, resin, dan lain-lain sampai
sekitar 70 hari. Setelah selesai, jenazah dibalut dengan kain kafan, dengan
posisi tangan menyilang didepan dada. Juga diselipkan berbagai jimat untuk
melindunginya selama perjalanan menuju alam keabadian.Setelah itu, tubuh
jenazah dilumuri garam Natron untuk proses pengeringan selama 40 hari. Rongga
perut yang sudah kosong, diisi kapas atau kain. Dan, selanjutnya jenazah
dilumuri lagi dengan “The Seven Secret Oil” serta cairan khusus, wewangian
Lotus, resin, dan lain-lain sampai sekitar 70 hari. Setelah selesai, jenazah
dibalut dengan kain kafan, dengan posisi tangan menyilang didepan dada. Juga
diselipkan berbagai jimat untuk melindunginya selama perjalanan menuju alam
keabadian.
Kelima
Terakhir, wajah sang mumi ditutupi dengan topeng
yang dibuat persis dengan wajah aslinya. Agar, ’Ka’, (sang ruh) mengenalinya
kembali saat memasuki jasadnya. Seperti Fir’aun Tutankhamun, topengnya terbuat
dari emas yang bertahtakan batu mulia. Kemudian jenazah dimasukkan ke dalam
peti mati belapis-lapis agar tidak terganggu oleh binatang di dalam tanah, atau
pun manusia yang bermaksud jahat. Di sepanjang dinding makamnya, dipahatkan
sejumlah gambar untuk memandu orang yang mati itu agar tidak ’tersesat’ menuju
alam keabadian, dalam bentuk Kitab Kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar